Masa depan industri keamanan cyber di tanah air masih sangat cerah. Namun pemerintah perlu mendorong dan menelurkan kebijakan yang mendukung produsen teknologi keamanan dan pertahanan karya anak bangsa dapat lebih berkembang.
“Peluang di industri pertahanan cyber masih sangat besar. Salah satunya karena kesadaran masyarakat terhadap keamanan komunikasi masih kurang, jadi peluang pasar ke depan masih sangat terbuka.,” kata Presiden Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) Agung Setia Bhakti di sela-sela acara pameran Indo Defence 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).
Mengutip pernyataan Edward Snowden di ajang CeBIT Jerman 2015 lalu, Agung mengungkapkan, negara semakin terancam bila tidak memiliki pertahanan cyber yang kuat. Kegiatan spionase dan kejahatan ekonomi semakin banyak dilakukan di wilayah cyber ini.
“Melalui program e-Government yang dicanangkan Presiden Jokowi, sudah seharusnya pemerintah bisa lebih meningkatkan kesadaran keamanan cyber. Karena implementasi e-Government membuat negara semakin memiliki ketergantungan pada dunia cyber, secara otomatis negara membutuhkan pengamanan cyber yang kuat," ungkapnya.
Agung sendiri berharap, Indonesia bisa menjadi salah satu pemain penting di dunia pengamanan cyber. Menurutnya SDM lokal yang handal sangat banyak dan perlu mendapatkan perhatian khusus pemerintah agar tidak malah dimanfaatkan oleh asing.
ICK yang sudah dikenal publik lewat teknologi anti sadap, rencananya akan mengenalkan produk dengan inovasi terbaru, khususnya untuk pengamanan data dan dokumen. Produk tersebut dikembangkan oleh putra bangsa dengan dukungan fasilitas manufaktur dalam negeri miliknya di kawasan industri BSD Tekno, Tangerang Selatan.
Sumber: Tajuk.co